Minggu, 30 Oktober 2011

I Remember :')

ini hanya sekedar pengingat bahwa aku pernah bersama kalian berdua :)
ini hanya satu dari sekian banyak moment yang kita lalui bertiga..
kalian ingat ini ?
***

seingatku hari itu hari Minggu. sekitar pukul 10.00 pagi ada sebuah pesan yang sampai di handphone saya..
pesan itu dari sebuah teman yang mengajak saya berkumpul di depan gerbang sekolah. bertiga :)
kami sangat dekat dulu.. karena kami punya satu masalah yang sama.. jatuh cinta tanpa ada yang menangkapnya.. :)

dua gadis dan satu leleki. bercanda, tertawa, ngobrol, menjahili satu sama lain, sharing masalah hati, lari-larian, berteriak "BUUURRRUUUNG !!" , " ETHA KAWIN, ETHA KAWIN.."
konyol bukan ? tapi masa itu sangat indah teman..

(JEDER) bunyi guntur bergemuruh. air langit menetes satu-satu.
"hayoo tebak, hujannya lama atau bentar?" tanyaku pada kedua temanku..
lalu si lelaki mengangkat jari kelingkingnya ke udara dan berkata " hujannya deras, tapi bentar.."
aku dan teman gadisku tertawa, tidak mempercayainya. lalu tak sampai lima menit hujan deras itu turun. deras,deras,dansemakin deras. aku mengajak mereka berteduh di dalam sekolah kami, namun teman gadisku berkata " udah lama gak ujan-ujanan.. ayo ujan-ujanan !!" ajaknya.
"ayooo" jawab si lelaki. aku belum pernah hujan-hujan sebelumnya. ya. karena aku mudah sakit. tapi aku ingin. dan akupun mengikuti mereka.

kami tertawa, bercanda di bawah hujan. basah tapi sangat menyenangkan. si lelaki mengajak aku dan teman gadisku berlari memecah sang hujan. menuju sebuah taman kota didepan sekolah kami. menyenangkan. lalu tak lama setelah itu, langit mengurangi airnya. dan hujan pun reda. untuk kesekian kalinya tebakan lelaki itu benar...

dan kurasa sang langit sangat terhibur dengan canda kami :)
***

hidup kita sudah berbeda teman..
keadaan, situasi dan waktu pun kini berbeda..
mungkin tak akan ada lagi cerita yang sama..
tapi kalian masih tetap sama..
percayalah kalian yang terbaik..

untuk kalian berdua :*

Senin, 24 Oktober 2011

Sebuah Kisah Klasik :')

"many people walk in and walk out of  your life, but only true friends will leave footprints in your heart" -anonymous-

waktu berlalu dengan cepat. membekukan masalalu dalam sebuah konsep yang bernama 'kenangan'. semua kenangan bersamamu ingin kusimpan dalam kotak memoriku yang kuharap tidak akan pernah penuh. mungkin tanpa kalian 3 tahun masa SMA-ku tidak akan seindah ini. Aku merindukan kalian semua. apa kalian juga rindu padaku? i hope so :)


kali ini aku ingin meng-ekspose teman" , sahabat , dan saudara"-ku di bangku SMA. cekidot !!

this is it : 9 wanita cantik.. *sebenarnya ber10 denganku*

- Etha Ratnasari a.k.a etha , bos etha : cute, ketawanya bikin ati gelii , my BIGBOSS , tempatku berkeluh kesah, beda kelas tapi tetep kompak :* , tegas , brave , dan i like her  words.
 

- Rr. ayu firdausia a.k.a Peppy : gokil, lucu, pemalu, agak tertutup, kayak artis, lucuu , kocak apalagi kalo nyanyi, sensitif, buaik banget, ratunya acara TV ! ketinggalan gosip ? tanya dia aja . gak ada LO gak rame pokoknya :D


- Sherly Trisiya Damayanti a.k.a Lily : baik , cantik, pengertian, lucu, teges, tempatku bercerita juga, never give up, pemikir, temen sebangku , dan kalo ngedance kagak nahan :p


- Nurul Hidayati a.k.a giring : lucuu , rame , maniis , badan atletis , calon arsitek , beda kelas tapi ramenya sampe kelas sayaa buuk .. :D


- Nurinda Mindyahsari a.k.a Mindy , mendol : kaleem , li'l bit Lemot , lucuu , jadwal padat , rumahnya buat rujakan asiik , hahaha  :p


- Frida Dini Choirunnsa a.k.a tacik : ketawanya kagak nahan , cerewet , kadang lemot , asik , modis , rame , kadang juga duduk bareng am dia, pinter banget akting , Rumahnya paling sering jadi basecamp #1 :D


- Mirza Rahmadany : keibuan , baik , care banget , ulet ,cantik , hidungnya kayak mainan , kadang kata"nya bikin gemes . sering sebangku ama si tacik, hijabers :p rumahnya bisa jadi basecamp #2 :)


- Arum Kusuma a.k.a sum : sumpah cewek satu ini lemot , tapi itu yang bikin dia punya taste , lucu , punya banyak gosip , hijabers  juga , gak ada lo gak lucu sist :D 



- Deamanda Fariza a.k.a deak : dia cantik , bohai , lucu , gokil , nyablak kalo ngomong tapi tetep aseek . hidupnya penuh warna, :)

kalian ingat ini ? semoga kalian ingat ...











inilah masa SMA ku , bersama mereka hidup seperti mudah . kumpul , ngobrol, ketawa , bolos , nggosip, nginep , curhat , dan berbagi rasa ..

teman , kini masa-masa itu telah berlalu ..
kenangan-kenangan itu telah mematung
cerita kita sudah menjadi sejarah ..
kini , kita akan menjalani hidup yang sebenarnya.
mungkin besok , lusa , bulan depan , tahun depan atau bertahu-tahun yang akan datang memory tentangmu akan menghilang.
tapi kuharap kalian gak akan pernah hilang.


aku sayang kalian semua :*


kiky , kajol , emak :)

Bersama Senja

Aku berdiri di balkon kamarku. Memandangi Sang surya yg mulai kembali ke peraduannya. Langit tak lagi biru. Awan pun kini tak lagi putih.

Kulihat lelaki itu berdiri d sana. Di balkon rumahnya. Tepat di depan rumahku. Tak ada kata yg dapat ku ucap. Karena memang aku tak dapat berucap. Hanya senyuman yg bisa ku perlihatkan. Hanya tangisan yg bisa ku keluarkan. Tanpa kata tanpa suara.

"Rea !" panggil lelaki bernama Adit itu. " lihat senja juga?" tanyanya. Aku mengangguk dan tersenyum. Dia membalas senyumku. Tuhan, betapa aku menyukai lelaki ini. Dia kembali menatap langit.

Aku memanggil namanya. Tanpa suara. Lalu menggerakkan jemariku membentuk sebuah kalimat yg dalam bahasaku..
" aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. "

Dia tetap diam. Tidak menyadari apa yg baru saja kulakukan. Biarlah seperti ini. Biarkan aku mencintainya tanpa kata. Karena tanpa katapun cintaku membahagiakan. Biar Tuhan yg menyampaikan kata cintaku untuknya. Bersama senja.

Senin, 10 Oktober 2011

October's Rain

Oktober datang dengan lantangnya. Sedangkan aku hanya bisa meringkuk dibalik selimut untuk menyambutnya. Tidak merentangkan tangan seperti orang lain. Siapa aku ? Kalian tidak akan pernah mau tahu. Ya, siapa yang mau tahu tentang gadis cacat sepertiku ?

"Runa... Bangunlah." kurasakan tangan lembut ibu menyentuhku. Kusibak selimutku dan membuka mata. Masih seperti 18 tahun yang lalu. Buatku tak ada bedanya terlelap dan terjaga. Hitam. Gelap.

"Bagaimana dunia pagi ini bu?" tanyaku.
"sebaik dirimu pagi ini sayang.." jawabnya menenangkan. Itulah ibuku Mata sekaligus penguatku. Saat ini hanya Ibu yang kupunya. Ayahku meninggal dunia saat umurku 8 tahun. Tapi aku yakin Ayah selalu menjagaku dari atas sana.
---

Ku berjalan menuju taman kecil di halaman rumah. Tidak susah, aku sudah melakukannya tiap pagi selama 18 tahun. Kucoba meraba udara berharap menemukan sandaran kursi favoritku. Dapat. Aku duduk diatasnya, lalu menyandarkan kepalaku. Kucoba membayangkan langit diatasku seperti deskripsi ibu. Biru dan berawan.

Kuambil tape recorder dari saku celanaku. Ku tekan tombol rekam, dan mulai merangkai kata.
" Dalam gelap ku terdiam.
menikmati hitamnya.
mencari celah putih di setiap sudutnya.
Hitam dan Putih.
bagaimana rupanya ku tak pernah tahu.

Bagaimana aku ?
hitam atau putihkah ?
Entah.

Dalam gelap ku terdiam.
menikmati hitamnya."

Beginilah caraku menulis. Ya, aku ingin menjadi seorang penulis. Menuliskan sebuah karya untuk sahabat-sahabat yang sama denganku. Jauh dari sempurna. Memberitahukan pada dunia bahwa kami disini memeliki mimpi. Agar orang-orang di luar sana tidak hanya mengasihani, tetapi juga mengagumi. Bagaimana bisa ? aku sendiri juga tak tahu.Aku hanya mengenal hurufku. Braille. Huruf kalian tak pernah kutahu. Rasanya mustahil.

"Kata-kata yang indah sayang..ibu tak pernah tahu kau pandai merangkai kata.. kau seharusnya menjadi seorang penulis.." Kata ibu mengagetkanku.
"Ibu? sejak.. ehm, maksudku, benarkah?" tanyaku malu.
"benar sayang..." jawab ibu lalu memelukku.
"Aku ingin menjadi penulis buu.." ujarku lirih.
---

Pagi ini terasa berbeda. Biasanya ibu selalu membangunkanku, tapi tidak pagi ini. Mungkin ibu harus masuk kerja lebih awal. Kuambil tongkatku dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai ku bejalan kembali ke kamar. Kuambil baju yang sudah ibu siapkan dan memakainya. Kucari tape recorderku dilaci kecil sebelah ranjang. TIdak ada. Kemana perginya? apa mungkin ada yang mencurinya? batinku. Ku berjalan ketaman untuk mencaronya. Nihil.

"Runa, sedang mancari apa?" tanya ibu yang lagi-lagi mengagetkanku.
"tape recorderku bu, apa ibu melihatnya?"jawabku.
"hmm.. oh iya sayang.. kau tahu tanggal berapa ini ?"
" ibu, aku bertanya apa ibu melihat tape-ku, tapi ibu malah menanyakan hari?" jawabku kesal.
" kemarilah, ikut ibu kedalam, ibu ingin bicara sasuatu.." katanya sambil menuntunku masuk kedalam rumah. ibu mendudukkanku disofa. lalu menggenggam tanganku erat.
" Runa, hari ini tanggal 3 Oktober, dan hari ini kau berulang tahun yang ke 18.. ibu tidak bisa memberimu apa-apa.. jadi ibu membawa tape recordermu ke salah satu penerbit buku.. dan kau tahu sayang? mereka menyukai tulisanmu.." jelas ibu. Kata-kata ibu seperti air es menyiram hatiku. Membuatnya sangat sejuk. TAk terasa air mataku meleleh membasahi pipi. upeluk ibuku erat.
"terimakasih buu.. Aku sangat menyayangi ibu.." kataku tulus.
" selamat ulang tahun sayang. Ibu juga menyayangimu.." jawabnya lalu mengecup keningku.
---

Mimpiku terwujud. Tuhan mengizinkannya menjadi kenyataan. Hari ini buku pertamaku dirilis. Aku tida tahu bagaimana rupanya, yang aku tahu buku itu berjudul Aku, Hitam dan Putihku. Bukuku diterbitkan dalam dua versi, dengan huruf kalian dan hurufku. Hari ini aku diharap datang di acara launching bukuku. Kata ibu aku sangat cantik hari ini, aku memakai dress kuning pucat. sepanjang acara aku merasa sangat gugup. Mereka banyak bertanya tentang bakat dan kondisiku. setelah hampir dua jam tanya jawab, akhirnya acara itu ditutup. Semua orang bertepuk tangan dan menyalamiku. Entah, apakah ini mimpi atau nyata.
---

19 Oktober 2010. Hari ini aku akan menjalani operasi mata. Dan selama dua hari ini aku harus menginap di rumah sakit untuk melakukan berbagai tes yeng merepotkan. Sebenarnya aku tidak ingin mengoperasi mataku. Aku masih bisa merasakan keindahan dunia meskipun tadak melihatnya. Tapi ibu memaksaku.Aku melakukannya demi ibu. Sekarang para doter dan perawat membawaku ke ruang operasi. Kurasakan tangan ibu menggenggam tanganku erat. Lalu terlepas di depan pintu operasi. Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri sampai akhirnya ada benda tajam yang menusuk kulitku, membuatku merasa tenang dan tertidur.

Sayup-sayup kudengar suara ibu membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Apa operasinya sudah selesai? Atau apakah ini surga ? batinku.

"bu.." panggilku lirih.
"Runa? kau sudah sadar? Terimakasih Tuhan.."  katanya.
"Bagaimana operasinya?" tanyaku.
"tinggal melihat hasilnya sayang.." jawab ibu lalu memelukku.
---

"Runa, apa kau siap?" tanya dokter Pras. Dokter yang menangani oprasiku. Aku mengangguk. Pelan-Pelan dokter Pras membuka kapas yang menutup mataku.
"Buka matamu Nona.." katanya.

Kubuka mataku pelan. Rasanya berat. Gelap. Masih gelap seperti dulu. Apakah operasinya gagal? tanyaku dalam hati. Tapi kemudian ada cahaya menyilaukan didepanku. seperti ada gambar, tapi sangat tidak jelas. Samar-samar terlihat dua orang wanita , yang satu memakai penutup kepala seperti kain, dan yang satu memakai baju yang sama dengan laki-laki disampingnya. Aku bisa melihat.

" Ibu, kaukah itu? " tanyaku.
 wanita yang kupanggil ibu menghampiriku lalu memelukku erat. Dia menangis. Aku menatapnya dengan seksama, kukagumi wajah ibu yang menyayangiku. Cantik. Kuraba pelan wajahnya, kuhapus air matanya. Seperti inikah wajah ibuku? sangat indah Tuhan.
"seharusnya ibu bahagia aku bisa melihat.. kenapa ibu menangis?" tanyaku.
"karena ibu menyayangimu, Nak.."

---
Hari ini aku sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Inikah rumahku? Tidak terlalu besar. Tapi sangat indah.  Aku berjalan menyusutri tiap ruang di rumahku. lalu berhenti di depan Ruang bertuliskan Aruna Putri. Aku membuka pintunya. Sebuah kamar dengan dekorasi yang sangat indah, dengan dinding berwarna ungu. Kutaruh barang-barangku di atas kasur. Lalu keluar menuju taman dan bangku favoritku. kududuk diatasnya. Dan menatap langit. Beginikah langit ? Mengapa idak seterang kata ibu? setitik air jatuh dari langit dan menempel di hidungku. semakin banyak. dan semakin banyak.

"Runa. masuklah.. diluar hujan sayang.." panggil Ibu.

Aku berjalan masuk kedalam rumah menuju kamarku. Namun kumasih mengintip hujan dari balik jendela. Oktober di akhiri dengan hujannya. Dan aku terdiam karena indahnya. Hujan di penghujung Oktober membuka kisah baru dalam hidupku dan duniaku.